Kalimat efektif adalah klimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar sperti yang dipikirkan pembicara atau penulis.
Struktur kalimat efektif memiliki syarat yaitu:
• kesatuan gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
• koherensi (kepaduan)
Adalah hubungan timbal balik yang jelas antar unsurnya.
Contoh: Surat itu saya sudah terima kemarin.
Seharusnya: Surat itu sudah saya terima kemarin.
• Kehematan
Yaitu kalimat yang menggunakan kata,frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu agar tidak terjadi pemborosan atas pengulangan kata tersebut. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu Mengulang subjek kalimat, Hiponim dihindarkan, Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Contoh : Para anak-anak sedang bermain di jembatan.
Kata para menunjukan untuk sekumpulan orang banyak sedangkan anak- anak juga termasuk menujukkan untuk sekumpulan anak.
Seharusnya: Para anak sedang bermain di jembatan.
• Ketegesan (penekanan)
Adalah penonjolan ide pkok. Beragam cara untuk melakukan penegasan atau penekanan yaitu:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh: pada kesempatan ini,saya akan menjelaskan pkok permasalahan tersebut.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh: Kamulah yang harus mengerjakannya.
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh: Begitu harapan kami dan begitu pula hendaknya harapan kita semua.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh: Anak itu nakal,tetepi baik.
• Kecermatan
Adalah kalimat efektif yang tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Contoh Adik membawa dua karung beras
Kalimat diatas bermakna ganda yaitu yang di bawa adik karung yang berisi beras atau karung tanpa isinya.
Seharusnya: Adik membawa dua lembar karung beras. Atau
Adik membawa beras sebanyak dua karung.
• Kelogisan
Adalah kalimat efektif yang dapat diterima oleh akal.Kelogisan erat kaitannya dengan ketatabahasaan.
Contoh: Waktu dan tempat kami persilahkan.
Seharusnya: Bapak ketua organisasi kami persilahkan.
Contoh: Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Seharusnya: Untuk menghemat waktu,kita lanjutkan acara ini.
• Kesejajaran (Keparalelan).
Adalah kalimat efektif yang mengandung kesamaan bentuk kata yang digunakan.Misalnya bila bentuk pertama menggunakan kata kerja,bentuk selanjutnya pun harus menggunakan kata kerja.Begitulah seterusnya untuk jenis kata lain.
Contoh: Mencegah lebih baik dari pada pengobatan.
Seharusnya: Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Contoh: Agenda rapat besok adalah pembahasan rencanan kedepan dan menilai hasil yang dicapai.
Seharusnya: Agenda rapat besok adalah pembahasan rencana kedepan dan penilaian hasil yang dicapai.
• Kesepadanan
Adalah kalimat efektif yang berkaitan dengan keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.Hal tersebut mislanya dapat diartikan dengan adanya subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh: Bagi para pendaftar harap menyerahkan pas foto.
Seharusnya : Para pendaftar harap menyerahkan pas foto.
• Ketatabahasaan
Merupakan factor penting dan mendasar dalam kalimat efektif.Salah satu contoh ketidakefektifan kalimat karena tidak sesuai dengan aturan bahasa adalah adanya pemakaian akhiran –kan dan –i yang salah.
Contoh: Dosen bahasa Indonesia menugaskan kami membuat makalah.
Kata dasar tertentu seperti kata tugas,penambahan akhiran –kan menuntut objek yang diam.
Seharusnya: Dosen bahasa Indonesia menugasi kami membuat makalah.
Contoh: Ayah mewarisi sebidang tanah untuk Doni.
Penambahan akhiran –i mengharuskan adanya objek yang bergerak.
Seharusnya: Ayah mewariskan sebidang tanah untuk Doni.
Sumber:
Panduan buku bahasa Indonesia SMA tingkat 3.
http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
0 komentar:
Posting Komentar