Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Topik, Tema dan Judul dalam Bahasa Indonesia

Pada dasarnya Topik, tema, dan judul mempunyai makna yang hamper sama yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak.


Topik
Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
Cara menentukan topik:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
Syarat topik:
1. Menarik perhatian, yaitu yang mampu menimbulkan rasa ingin tahu dari pembaca.
2. Tidak terlalu luas, yaitu topic yang dibuat tidak boleh terlalu luas karena nantinya akan menimbulkan karangan yang tidak pada intinya atau terlalu panjang lebar.
3. Tidak terlalu sempit, yaitu topik yang dibuat tidak boleh yang tidak dapat dikembangkan atau terlalu sempit untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan atau karya tulis.
4. Bahan-bahannya mudah diperoleh, yaitu sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
5. Topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yaitu mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.

Tema
Pokok pikiran atau gagasan, yang mendasari sebuah karya sastra atau cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb) secara langsung ataupun tidak langsung. Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.
Syarat Tema
1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
Selain itu, tema dapat dikesan melalui:
1. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
4. Plot cerita.
Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.
Langkah dalam menentukan tema disebuah cerpen:
- membaca dari awal sampai tuntas.
- menyimpulkan cerita pada cerpen.
- menentukan inti cerita pada cerpen.

Judul

Adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
a. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
b. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keingin tahuan dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

Perbandingan antara Topik,Tema dan Judul :
Jadi dapat dikatakan bahwa topik,tema dn judul mempunyai perbandingaan,yaitu:
Topik
1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.
2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb).
Judul
1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu.

2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu judul harus mempu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya. Itulah sebabnya memilih judul tidak selalu gampang. Dalam pembicaraan atau dialog khusus bisa saja ditentukan topiknya supaya pihak-pihak bisa mempersiapkan diri.

Sumber::
http://ita-kyu-kiyut.blogspot.com/2010/01/ragam-bahasa-tugas-kelompok.html
http://yukfuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Paragraf dalam Bahasa Indonesia

Sebuah paragraf brasal dari bahasa Paragraf diserap dari bahasa Inggris paragraph. Kata ini pun berasal darikataYunani:para-yang berarti‘sebelum’ grafein yang berarti‘menulis yaitu seperangkat kalimat yang memberikan suatu jenis tulisan yang memiliki gagasan atau ide. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Awal paragraf ditandai dengan masuknya baris baru.atau dalam kata lain adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).


Syarat-Syarat Paragraf

a) Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.
b) Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf.
c) Adanya Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
d) Adanya Kalimat Penjelas
Adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Tujuan Paragraf
memudahkan dalam memahami suatu tema
Unsur kebahasaan
Repetisi : pengulangan kata-kata yang dianggap cukup penting atau menjadi topik pembahasan.
Kata Ganti.
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
1. Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kat ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kaa ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga). Contoh :
2. Kata Ganti yang lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam meciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, dan sebagainya.
3. Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pangait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata polusi udara pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalau sering).
Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi.
Macam-macam kata transisi :
1. tambahan: lebih lagi, tambah pula, di smping itu,...
2. pertentangan: akan tetapi, bagaimanapun,
sebaiknya,...
3. perbandingan: sebagaimana, dalam hal yang
demikian
4. akibat/hasil: sebab itu, oleh sebab itu, jadi,...
5. tujuan: untuk itu, untuk maksud itu, supaya,...
6. singkatan, contoh, intensifikasi: singkatnya, dengan
kata lain, sesungguhnya,...
7. waktu: sementara itu, kemarin, segera
8. tempat: di sana, berikatan dengan, berdampingan
dengan,...
- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

Macam-macam Paragraf menurut teknik pemaparannya
a. Deskriptif
Paragraf Deksriptif adalah menggambarkan suatu kejadian dengan kata kata yang merangsang indra agar realistis. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, sifat dari paragraph ini tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indera.
b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris kadang disebut juga sebagai paragraf paparan. menguraikan sesuatu sejelas jelasnya agar pembaca mudah mengerti dan jelas. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronolis atau keruangan.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositiris.Berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya menegaskan pendapat penulis. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek.
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi.Oleh sebab itu, karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Macam-macam Paragraf berdasarkan Nalar
Letak kalimat topik pada paragraf-paragraf itu berbeda-beda. Paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf, disebut paragraf deduktif, sedangkan paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Kalimat topik ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir, lama-lama apa yang dimaksudnya oleh penulis. Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah kalimat yangsederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan membingungkan, harus dihindari.
Kalimat topik yang baik adalah kalimat umum atau kalimat yang tidak mendetail.
a. Paragraf Deduksi
Kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan atau sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik umum menjadi jelas. Paragraf yang cara pengembangannya seperti ini disebut pargraf deduksi papran yang biasa kita kenal dengan nama paragraph deduksi.Topik paragraph adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang di sebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok menjadi pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.
b. Paragraf Induksi
Pargraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkrit yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang penjelasan itu pengarang samapi kepada kesimpulan umum dinamakan kalimat topic pada akhir pargraf. Pargraf yang tersusun seperti ini disebut paragraf induksi.
c. Paragraf Campuran
Paragraf dapat dimulai dengan kalimat topic disusul kalimat umum dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya dapat pula kalimat penegas terbagi dua, sebagian di akhir paragraf dan kaliamt topiknya ditengah. Paragraph yang terbentuk dengan cara pertama disebut paragraph campuran / kombinasi.

Macam-Macam Paragraf menurut Menurut Jenis
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk samai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
2. Paragraf Pengembangan

Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.


Metode pengembangan paragraf

Metode Klimaks pengembangan gagasan mulai dari yang rendah ke yang paling tinggi
Metode pandangan Pengembangan gagasan dengan cara memandang sesuatu
Metode Perbandingan dan Pertentangan Pengembangan gagasan dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan objek
Metode Analogi
Pengembangan gagasan dengan Metode Analogi membandingkan segi kesamaan dua al berbeda
Metode Contoh
Pengenbangan gagasan disertai dengan contoh.
Metode proses
Pengembangan gagasan dengan mengemukakan Metode Proses tindakan/ perbuatan/ peristiwa/
Metode Sebab-akibat
Pengembangan gagasan berupa rincian-rincian akibat suatu sebab
Metode akibat- sebab
Pengembangan gagasan berupa rincian-rincian sebab suatu akibat
Metode umum-khusus
Pengembangan gagasan dengan cara mulai dari hal-hal umum ke hal-hal khusus
Metode khusus-umum
Pengembangan gagasan dengan cara mulai dari hal-hal khusus ke hal-hal umum

Sumber:
http://organisasi.org/pengertian_paragraf_alinea_dan_bagian_dari_paragraf_bahasa_indonesia
http://penduyangel-123.livejournal.com/2067.html
http://file.upi.edu/Direktori/C%20-20FPBS/JUR.%20PEND.%20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/196306081988031%20-%20MEMEN%20DURACHMAN/Paragrafx.pdf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia

Kalimat efektif adalah klimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar sperti yang dipikirkan pembicara atau penulis.
Struktur kalimat efektif memiliki syarat yaitu:


kesatuan gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
koherensi (kepaduan)
Adalah hubungan timbal balik yang jelas antar unsurnya.
Contoh: Surat itu saya sudah terima kemarin.
Seharusnya: Surat itu sudah saya terima kemarin.
Kehematan
Yaitu kalimat yang menggunakan kata,frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu agar tidak terjadi pemborosan atas pengulangan kata tersebut. Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan yaitu Mengulang subjek kalimat, Hiponim dihindarkan, Pemkaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.
Contoh : Para anak-anak sedang bermain di jembatan.
Kata para menunjukan untuk sekumpulan orang banyak sedangkan anak- anak juga termasuk menujukkan untuk sekumpulan anak.
Seharusnya: Para anak sedang bermain di jembatan.
Ketegesan (penekanan)
Adalah penonjolan ide pkok. Beragam cara untuk melakukan penegasan atau penekanan yaitu:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh: pada kesempatan ini,saya akan menjelaskan pkok permasalahan tersebut.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh: Kamulah yang harus mengerjakannya.
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh: Begitu harapan kami dan begitu pula hendaknya harapan kita semua.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh: Anak itu nakal,tetepi baik.
Kecermatan
Adalah kalimat efektif yang tidak menimbulkan tafsiran ganda.
Contoh Adik membawa dua karung beras
Kalimat diatas bermakna ganda yaitu yang di bawa adik karung yang berisi beras atau karung tanpa isinya.
Seharusnya: Adik membawa dua lembar karung beras. Atau
Adik membawa beras sebanyak dua karung.
Kelogisan
Adalah kalimat efektif yang dapat diterima oleh akal.Kelogisan erat kaitannya dengan ketatabahasaan.
Contoh: Waktu dan tempat kami persilahkan.
Seharusnya: Bapak ketua organisasi kami persilahkan.
Contoh: Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini.
Seharusnya: Untuk menghemat waktu,kita lanjutkan acara ini.
Kesejajaran (Keparalelan).
Adalah kalimat efektif yang mengandung kesamaan bentuk kata yang digunakan.Misalnya bila bentuk pertama menggunakan kata kerja,bentuk selanjutnya pun harus menggunakan kata kerja.Begitulah seterusnya untuk jenis kata lain.
Contoh: Mencegah lebih baik dari pada pengobatan.
Seharusnya: Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Contoh: Agenda rapat besok adalah pembahasan rencanan kedepan dan menilai hasil yang dicapai.
Seharusnya: Agenda rapat besok adalah pembahasan rencana kedepan dan penilaian hasil yang dicapai.
Kesepadanan
Adalah kalimat efektif yang berkaitan dengan keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang dipakai.Hal tersebut mislanya dapat diartikan dengan adanya subjek dan predikat dengan jelas.
Contoh: Bagi para pendaftar harap menyerahkan pas foto.
Seharusnya : Para pendaftar harap menyerahkan pas foto.
Ketatabahasaan
Merupakan factor penting dan mendasar dalam kalimat efektif.Salah satu contoh ketidakefektifan kalimat karena tidak sesuai dengan aturan bahasa adalah adanya pemakaian akhiran –kan dan –i yang salah.
Contoh: Dosen bahasa Indonesia menugaskan kami membuat makalah.
Kata dasar tertentu seperti kata tugas,penambahan akhiran –kan menuntut objek yang diam.
Seharusnya: Dosen bahasa Indonesia menugasi kami membuat makalah.
Contoh: Ayah mewarisi sebidang tanah untuk Doni.
Penambahan akhiran –i mengharuskan adanya objek yang bergerak.
Seharusnya: Ayah mewariskan sebidang tanah untuk Doni.

Sumber:
Panduan buku bahasa Indonesia SMA tingkat 3.
http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Unsur dan Pola Kalimat

Kalimat itu sendiri mempunyai arti yaitu suatu bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mempunyai arti dan pola intonasi akhir.Pertama saya akan menjelaskan tentang Unsur kalimat.



Unsur Kalimat terdiri atas:

1. SUBJEK dalam bahasa Indonesia biasanya terlatak di muka predikat.Subjek dapat berwujud nomina atau kata benda,tetapi pada keadaan tertentu,kategori atau jenis kata lain juga dapat menduduki fingsi objek.Subjek disebut juga pokok kalimat atau merupakan unsur inti dari kalimat. Untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.
Contoh subjek yang didudukin oleh kategori kata benda.
* Harga beras naik pada minggu ini.
* Warga Indonesia menghadapi musibah secara bertubi-tubi.
Contoh subjek yang bukan nomina
* Merah merupakan warna kesukaannya.
* Belajar tiap hari tidak pernah ditinggalkannya.
* Mengarang bukan pekerjaan mudah.

2. PREDIKAT dalam bahasa Indonesia dapat berwujud verba atau kata kerja,adjektifa atau kata sifat,preposisi atau masing- masing tampil dalam bentuk frase.Predikat merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi untuk menerangkan subjek.Untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”.
* Ibunya pernah mengajar di Singapura.
* Tamu itu sangat dimuliakan oleh tuan rumah.

3. OBJEK dan PELENGKAP dalam suatu kalimat memiliki kemiripan,diantaranya dapat dilihat dari posisi yang sama,yakni berada dibelakang predikat yang berjenis verba.Adanya kemiripan antara objek dan pelengkap tidak jarang membuat kedua fungsi dicampuradukkan.Padahal konsep nya harus dibedakan.Objek berjenis kata benda,baik kata maupun kelompok kata.tetapi pelengkap berjenis kata benda,kata sifat,dan kata kerja.Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif sedangkan pelengkap tidak.Objek berada langsung dibelakang predikat tetapi jika ada objek pelengkap diletakkan setelahnya.
Contoh:
*Rina meenjual mangga.(objek)
*Rina berjualan mangga.(pelengkap)

Objek terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta

^ Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.
• Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh : Pak Ali membajak sawah
2. Penerima
Contoh : Ibu menjahit baju adik
3. Tempat
Contoh : Wisatawan mengunjugi Pulau Bali.
4. Alat
Contoh : Andi melempar bola ke arah Budi.
5. Hasil
Contoh : Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
^ Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
• Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Ibu membelikan adik buku baru.
2. Hasil.
Contoh : Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.
4. KETERANGAN mempunyai hubungan y ang renggang dengan predikat.
• Jenis-jenis keterangan :
1. Keterangan tempat
Contoh : Ibu berada di pasar.
2. Keterangan alat
Contoh : Heni membuat kerajinan itu dengan gergaji
3. Keterangan waktu
Contoh : Ujian akan diadakan pada akhir bulan

4. Keterangan tujuan
Contoh : Kakek berolah raga supaya sehat.
5. Keterangan penyerta
Contoh : Dia ke mall bersama kekasih.
6. Keterangan cara
Contoh : Masalah ini akan diselesaikan secara huokum.
7. Keterangan similatif(perbandingan)
Contoh : Ia sangat rajin seperti kakaknya.
8. Keterangan sebab
Contoh : Toni gagal keluar negeri karena passportnya hilang.
9. Keterangan pembatasan
Contoh : Pacar nya boleh kau ambil,kecuali dia.
10.Keterangan akibat
Contoh : Dia dilarang ke luar rumah sehingga tidak bias mengikuti pesta tersebut.
11. Keterangan modalitas,menjelaskan bahwa suatu proses berlaku secara subjektif.
Jenis :
# keterangan kondisional (syarat)
# keterangan kepastian
# keterangan kemungkinan (potensial)
# keternagan optatif ( harapan) dan desideratif (keinginan)
# keterangan ajakan
# keterangan keragu-raguan (dubitative)
12. keterangan Aspek, menjelaskan terjadinya suatu proses secara objektif.
Jenis:
# aspek inkoatif,menyatakan suatu peristiwa atau keadaab mulai terjadi.
# aspek perfektif (kompletif),menyatakan perbuatan selesai
# aspek inkompletif
# aspek futuritif
# aspek frekuentatif
# aspek spontanitas (serta merta)

Pola Kalimat terdiri atas:

1. Verba atau kata kerja
Jenis kata yang mengandung makna dasar perbuatan (aksi),proses, keadaan yang bukan sifat atau kualias.
Ciri verba:
• berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat
• tidak dapat bergabung dengan kata yang menyatakan kesangatan seperti agak,sangat.
Bentuk verba;
• verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks (bentuknya dapat berupa moferm bebas).
• Verba turunan, verba yang telah mengalami afiksasi,reduplikasi, atau berupa penggabungan paduan bentuk dasar.
2. Nomina atau kata benda.
Adalah kata yang mengacu pada manusia, hewan, benda, dan konsep atau pengertian.
Ciri Nomina:
* Nomina tidak dapat didahului atau bergabung dengan kata tidak.
* cenderung menduduki fungsi subjek,objek, atau pelengkap dalam kalimat yang berpredikat verba.
* Lazim dapat diikuti oleh kata sifat atau adjektiva
Bentuk Nomina:
a. Nomina dasar
Contoh : perahu,semangat, meja, hari,tahun .
b. Nomina turunan
1. Nomimna berafiks , co: penjaga,kemampuan, perbuatan.
2. nomina reduplikasi, co: gerak-gerik, rumah-rumah.
3. nomina majemuk, co: rumah sakit, tanah air.
3. Adjektiva atau kata sifat
Adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan seseorang, benda, atau binatang.
Ciri Adjektiva :
• Adjektiva dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling.
• Adjektiva dapat diberi keterangan penguat seperti sangat amat benar, sekali dan terlalu.
• Adjektiva dapat diingkari dengan kata ingkar tidak.
• Adjektiva dapat diulang dengan konfiks se-nya.
• Adjektiva pada kata tertentu dapat berakhir antara lain dengan –er, -wi, -iah, -if, -al, dan –ik.
Bentuk Adjektiva
a. Adjektiva dasar
Contoh : cerdik
Anggun
b. Adjektiva turunan
1. Adjektiva berakfis
Contoh : manusiawi
Duniawi
2. Adjektiva reduplikasi
Contoh : keinggris–inggrisan
Kekanak-kanakan
3. Adjektiva majemuk
Contoh : sehat-walafiat
Cantik jelita
Fungsi adjektiva
a. Predikatif artinya menempati posisi predikat dalam kalimat.
Contoh : Yang dibelinya kemarin tidak mahal
b. Atributif artinya menerangkan nomina yang di depannya.
Contoh : rumah besar
harga mahal
4. Pronomina
Adalah kata yang berfungsi untuk menggantikan nomina frase nomina sebagai pronomina, kategori ini tidak bisa berakfiks.
Jenis-jenis pronomina :
• Pronomina personal yaitu pronominal yang dipakai untuk mengacu ke orang.
Contoh :
Persona Tunggal Jamak
Pertama saya,aku,daku,-ku,ku kami,kita
Kedua engkau,kamu,anda,dikau,kau,-mu kalian,anda,sekalian
Ketiga ia,dia,beliau,-nya mereka,-nya
• Pronomina penunjuk
a. Pronomina penunjuk umum
Contoh : ini dan itu
b. Pronomina penunjuk tempat
Contoh : sini,sana dan situ
c. Pronomina penunjuk ihwal
Contoh : begini dan begitu
• Pronomina penanya yaitu pronominal yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan
Contoh : apa, siapa, mana, mengapa, bilamana, di mana, darimana dan bagaimana

sumber::
-
-catatan pelajaran SMA.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ragam atau Variasi Bahasa Indonesia

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh terjadinya interaksi sosial yang dilakukan menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri . Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.



Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
 Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahsa yang digunakan pada undang-undang yang diberlakukan untuk hukum di indonesia.
 Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan para wartawan untuk menyampaikan beritanya. Jurnalistik mempunyai beberapa bagian yaitu jurnalistik media cetak dan jurnalistik media elektronik. Jurnalistik elektronik sendiri masih dibagi lagi menjadi jurnalistik yang bersifat audio ( radio ) dan jurnalistik yang bersifat audio visual ( televisi ). Namun, seturut perkembangan teknologi, kini muncul jurnalistik cyber atau jurnalistik yang dapat diakses melalui fasilitas internet.
 Ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang menggunakan penggunaan pengejaan dan tanda baca yang benar.
 Ragam bahasa sastra adalah ragam bahsa yang digunakan biasa pada cerpen,puisi ataupun jenis-jenis yang lainnya yang mengandung sastra dari bahasa Indonesia.

Ragam bahasa berdasarkan media/sarana pembicaraan ada 2, yaitu :

1. Ragam Bahasa Lisan
adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.

Ragam lisan yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
 Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum.Biasanya pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar,
 Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan pada saat kuliah yaitu pada saat pembelajaran antar mahasiswa dan dosennya.
 Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakan seseorang saat dpanggung ketika mengsi acara hiburan lain agar bias diterima penonton.


Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

a. Memerlukan kehadiran orang lain
b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c. Terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara


Kelebihan ragam bahasa lisan :

a. Dapat disesuaikan dengan situasi
b. Faktor efisiensi
c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.


Kelemahan ragam bahasa lisan :

a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.

2. Ragam Bahasa Tulis

adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
 Ragam bahasa teknis adalah ragam bahsa yang dilakukan mengenai teknis atau cara penulisan yang dicontohkan misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
 Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang mnggunakan komunikasi yang resmi.
 Ragam bahasa catatan adalah ragam bahasa yang singkat yang diperuntukkan untuk pengingat sesuatu.
 Ragam bahasa surat adalah ragam bahsa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya diberitahukan mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk memberikan informasi.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c. Tidak terikat ruang dan waktu
d. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.


Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.

Kelemahan ragam bahasa tulis :

a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa fungsionalm adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :

1. Ragam Bahasa Bisnis
Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis, yang biasa digunakan
oleh para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya.

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :

a. Menggunakan bahasa yang komunikatif

b. Bahasanya cenderung resmi
c. Terikat ruang dan waktu
d. Membutuhkan adanyaorang lain

2. Ragam Bahasa Hukum
Ragam bahasa hokum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia hokum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hokum Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

a. Mempunyai gaya bahasa yang khusus
b. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
c. Objektif dan menekan prasangka pribadi
d. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran
e. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensadsi


3. Ragam Bahasa Sastra
Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.
Ciri-ciri ragam bahasa sastra :
a. Menggunakan kalimat yang tidak efektif
b. Menggunakan kata-kata yang tidak baku
c. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
 Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan pada saat yang resmi.biasanya berbicara pada atasan.
 Ragam bahasa akrab adalah ragam bahasa yang biasa digunakan saat berbicara dengan kerabat dekat.
 Ragam bahasa agak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan pada orang tua atau pun kepada orang lain yang dilihat lebih tua.
 Ragam bahasa santai adalah ragam bahsa yang biasa dipakai sehari-hari kepada teman ataupun kepada orang lain yang dianggap dekat.



http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
http://intl.feedfury.com/content/15241462-ragam-bahasa.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS